Teknologi offside menjadi hal baru di dalam dunia sepakbola. Terlebih lagi dalam turnamen-turnamen sepakbola, masih menggunakan offside manual, meskipun beberapa turnamen mulai menerapkan teknologi offside. Banyak pertandingan sepakbola yang menjadi kontroversial karena gol yang dianulir wasit karena offside. Selain itu, hakim garis juga sering salah dalam mengambil keputusan, sehingga menyebabkan kerugian dari pihak tuan rumah maupun pihak lawan.
Maka dari itu dibutuhkan sebuah teknologi untuk mendeteksi offside secara otomatis, sehingga diharapkan dapat memberikan keputusan yang tepat tanpa merugikan kedua belah pihak. Sebelumnya banyak penelitian-penelitian dalam berbagai journal yang membahas tentang metode offside ini, diantaranya adalah penelitian oleh Sirantanita et al. (2017) yang berjudul “Saliency-based football offside detection”. Dalam penelitiannya, dia mengatakan bahwa hakim garis terkadang tidak dapat melihat adegan penting untuk menyarankan penilaian karena keterbatasan kemampuan melihat manusia. Oleh karena itu menurutnya sangat penting diterapkannya system offside otomatis. Dalam penelitiannya dia menggunakan metode automatic saliency dan memasang 4 kamera dikedua sisi garis tengah untuk menangkap adegan pemain dengan bola. Sehingga dapat menentukan keputusan offside dari pergerakan pemain dengan bola yang sedang dimainkan. Eksperimen ini penulis terapkan dalam 33 turnamen resmi FIFA yang diadakan di eropa pada tahun 2016 dan telah mendapatkan output sebanyak 138 kali offside dengan menunjukkan hasil akurasi sebesar 93,33%.
Selain contoh penelitian diatas, FIFA juga telah mengembangkan sebuah teknologi offside yang akan dipakai di pertandingan FIFA World Cup 2022 di Qatar. Pada pertandingan piala dunia 2022 ini mulai diterapkannya teknologi offside otomatis atau semi-automated offside. FIFA mengumumkan penggunaan teknologi semi-automated offside untuk Piala Dunia 2022 pada awal bulan Juli 2022. Teknologi ini menyusul keberhasilan VAR (Video Assistant Referee) yang diterapkan di FIFA World Cup 2018 di Rusia sebelumnya. Teknologi semi-automated offside ini merupakan alat pendukung bagi official pertandingan video (VAR) untuk membuat keputusan yang lebih cepat, tepat, dan akurat.
Sebelum presiden FIFA mengumumkan penggunaan teknologi tersebut, FIFA mencobanya terlebih dahulu di pertandingan resmi FIFA yaitu FIFA Arab Cup 2021 di Qatar dan FIFA Club World Cup 2021 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Hasilnya teknologi semi-automated offside tersebut sukses digunakan dan diterapkan di pertandingan tersebut. FIFA juga bekerja sama dengan perusahaan terkemuka seperti Adidas dan berbagai mitra, dan kelompok kerja dibidang Innovation Excellence and Technology Providers. FIFA telah menghabiskan beberapa tahun terkahir untuk menerapkan teknologi VAR, termasuk penggunaan teknologi semi-automated offside ini.
Cara kerja teknologi semi-automated offside ini menggunakan 12 kamera pelacak khusus yang dipasang dibawah atap stadion. Kamera-kamera tersebut melacak pergerakan bola dan pemain hingga 29 titik bagian tubuh setiap pemain. Bola resmi Piala Dunia Qatar 2022 Al Rihla yang dipakai pada piala dunia 2022 ini juga dibekali sensor khusus untuk membantu mendeteksi offside. Sensor yang terletak di tengah bola itu akan mengirim data hingga 500 kali per detik. Sehingga, deteksi titik tendangan bisa dilakukan dengan tepat. Data dari pelacakan pemain dan bola ditunjang kecerdasan buatan akan digabung dan memberikan peringatan offside pada official pertandingan. Adapun peringatan tersebut bakal dikirimkan setiap bola diterima pemain yang berada dalam posisi offside. Lalu, official pertandingan video akan memvalidasi peringatan tersebut sebelum meneruskan pada wasit di lapangan. Saat wasit meniup peluit tanda offside, gambar 3D akan ditampilkan di layar dalam stadion dan layar televisi, untuk menunjukkan posisi offside pemain saat permainan berlangsung. Setelah itu wasit akan melihat beberapa menit dan memutuskan saat itu juga apakah offside atau tidak. Teknologi itu juga dapat diterapkan untuk VAR yang mendeteksi apakah terjadi goal, bola keluar garis lapangan maupun handball yang sering wasit tidak melihat. FIFA mengklaim keseluruhan proses tersebut bisa dilakukan dalam hitungan detik, meskipun membutuhkan lebih sedikit waktu untuk membuat keputusan, rata-rata 70 detik.
Dengan demikian penggunaan teknologi semi-automated offside yang canggih ini diharapkan dapat membantu wasit dalam menentukan keputusan yang adil terkait offside diseluruh pertandingan di FIFA World Cup 2022 yang sedang berlangsung. Harapannya teknologi ini dapat diterapkan diseluruh kompetisi resmi FIFA selain FIFA World Cup 2022. Selain itu juga dapat membuka para peneliti di seluruh dunia untuk mengembangkan teknologi ini untuk masa depan.
Redaksi: Fathur Rahmawanto
Sumber: