Bajakah, yang secara ilmiah dikenal sebagai Spatholobus sp. merupakan tanaman obat yang ditemukan di Kalimantan, Indonesia. Tanaman ini telah digunakan secara tradisional untuk berbagai tujuan terapeutik. Tanaman ini juga telah memicu minat terhadap potensi farmakologis dan variabilitasnya di antara spesies yang berbeda. Bajakah memiliki sejarah panjang dalam penggunaan pengobatan tradisional, terutama di kalangan masyarakat adat di Kalimantan. Tanaman ini dikenal karena aplikasinya yang beragam, yang dapat bervariasi berdasarkan praktik lokal dan kepercayaan budaya. Distribusinya terutama terkonsentrasi di wilayah tertentu di Indonesia, di mana ia tumbuh secara alami.
Penelitian terhadap sifat farmakologis bajakah mengungkapkan komposisi kimia yang kaya yang meliputi:

  • Alkaloid
  • Flavonoid
  • Tanin
  • Saponin
  • Triterpenoid

Senyawa-senyawa ini diyakini berkontribusi pada berbagai efek farmakologis, seperti aktivitas anti-inflamasi, antioksidan, dan antimikroba. Kajian ini menyoroti pentingnya memahami variabilitas kandungan senyawa aktif pada spesies Spatholobus yang berbeda, karena hal ini dapat mempengaruhi kemanjuran terapeutik dan profil keamanannya. Menurut Mahfudh dkk. (2024) bajakah merupakan bidang studi yang menjanjikan dalam etnofarmakologi, dengan potensi yang signifikan untuk aplikasi pengobatan di masa depan yang menunggu validasi ilmiah lebih lanjut.

Variability and pharmacological potential of bajakah (Spatholobus sp.) as an indigenous medicinal plant: a review
Nurkhasanah Mahfudh, Dwi Utami, Siti Nashihah, Mustofa Ahda, Andika Andika, Giriani Ayu Sabilla

Bajakah (Spatholobus sp.) is an indigenous Indonesian plant that has been traditionally used as medicine, especially in Kalimantan Island, Indonesia. The variability and potential of bajakah as a traditional Indonesian medicinal plant have attracted research attention. This review article describes the traditional use, distribution, and pharmacological activity of bajakah. An integrative review method was employed, following procedures such as literature search, data analysis, and result presentation. Understanding the variations is important to understand the therapeutic potential and differences in active compound content among different types of bajakah. Furthermore, the chemical composition of bajakah has been identified, including alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and triterpenoids, which can potentially exhibit pharmacological effects and mechanisms of action associated with its traditional use. This review provided additional insights into the potential of bajakah as an herbal medicinal in the future. Therefore, this review article provides an overview of the traditional use distribution, and pharmacological activity of bajakah as a promising traditional medicine. Further research, including clinical studies, is needed to scientifically validate the therapeutic potential of bajakah and further understand the mechanisms of action and potential side effects associated with it.

Redaksi: I. Busthomi