Penggunaan AI dalam jurnal akademis kini semakin lazim, dan terbukti sulit dideteksi. Beberapa penulis menggunakan AI untuk menghasilkan teks, gambar, gambar, atau data untuk makalah mereka, namun mereka gagal mengungkapkan penggunaan AI. Jurnal mengambil pendekatan berbeda untuk mengatasi masalah ini. Misalnya, Jaringan JAMA melarang mencantumkan generator AI sebagai penulis dan mewajibkan pengungkapan penggunaannya, sedangkan jurnal keluarga Sains tidak mengizinkan konten yang dihasilkan AI digunakan tanpa izin editor. PLOS ONE mengharuskan siapa pun yang menggunakan AI untuk merinci alat apa yang mereka gunakan. Namun, penggunaan AI dalam penulisan akademis menimbulkan kekhawatiran mengenai integritas akademik dan plagiarisme.
Pesatnya peningkatan AI generatif telah memicu kekhawatiran di berbagai disiplin ilmu. Guru sekolah menengah dan dosen perguruan tinggi khawatir akan potensi kecurangan. Organisasi berita telah terjebak dengan artikel jelek yang ditulis oleh AI. Jurnal akademis yang ditinjau oleh rekan sejawat sedang bergulat dengan kiriman yang penulisnya mungkin menggunakan draf, atau bahkan seluruh makalah, yang dihasilkan oleh AI. Pabrik kertas digunakan oleh para peneliti dan institusi yang mungkin merasakan tekanan untuk mempublikasikan penelitiannya, namun dengan AI, proses ini bisa menjadi lebih mudah. Makalah yang ditulis dengan AI juga dapat mengalihkan perhatian dari karya bagus dengan melemahkan kumpulan penelitian ilmiah.
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti sedang mengembangkan alat pendeteksi AI untuk membedakan antara teks yang dihasilkan manusia dan teks yang dihasilkan AI. Namun, keandalan alat-alat ini tidak konsisten dan bervariasi tergantung pada kecanggihan model AI yang digunakan. Oleh karena itu, meskipun alat pendeteksi AI dapat berfungsi sebagai bantuan yang berguna dalam mengidentifikasi konten yang dihasilkan AI, alat tersebut tidak boleh diandalkan semata. Beberapa penulis juga secara sukarela mengungkapkan alat AI apa pun yang mereka gunakan untuk merevisi naskah mereka, dan jurnal serta konferensi mungkin mulai mewajibkan pengungkapan dan/atau beralih menggunakan deteksi seperti yang dilakukan banyak guru terhadap tulisan siswa di lingkungan kelas.
Kesimpulannya, penggunaan AI dalam jurnal akademis semakin memprihatinkan, dan terbukti sulit untuk dideteksi. Jurnal mengambil pendekatan berbeda untuk mengatasi masalah ini, dan para peneliti sedang mengembangkan alat pendeteksi AI untuk membedakan antara teks yang dihasilkan manusia dan teks yang dihasilkan AI. Namun, keandalan alat-alat ini tidak konsisten dan tidak boleh diandalkan semata-mata. Penggunaan AI dalam penulisan akademis menimbulkan kekhawatiran mengenai integritas akademik dan plagiarisme, sehingga diperlukan pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut dari alat pendeteksi konten AI.
Bagaimana makalah yang dihasilkan AI dapat dideteksi di jurnal akademik
Makalah yang dihasilkan AI dapat dideteksi di jurnal akademik menggunakan alat pendeteksi AI. Sebuah studi baru yang dilakukan oleh University of Kansas menemukan bahwa detektor AI dapat mendeteksi konten yang dihasilkan AI dalam makalah akademis dengan akurasi 99%. Namun, keandalan alat-alat ini tidak konsisten dan bervariasi tergantung pada kecanggihan model AI yang digunakan. Oleh karena itu, meskipun alat pendeteksi AI dapat berfungsi sebagai bantuan yang berguna dalam mengidentifikasi konten yang dihasilkan AI, alat tersebut tidak boleh diandalkan semata. Beberapa penulis juga secara sukarela mengungkapkan alat AI apa pun yang mereka gunakan untuk merevisi naskah mereka, dan jurnal serta konferensi mungkin mulai mewajibkan pengungkapan dan/atau beralih menggunakan deteksi seperti yang dilakukan banyak guru terhadap tulisan siswa di lingkungan kelas. Jurnal keluarga Sains tidak mengizinkan teks, gambar, gambar, atau data yang dihasilkan oleh AI untuk digunakan tanpa izin editor, sementara PLOS ONE mengharuskan siapa pun yang menggunakan AI untuk merinci alat apa yang mereka gunakan. Namun, penting untuk dicatat bahwa cara terbaik untuk menentukan apakah sebuah esai ditulis oleh AI adalah dengan membaca dan menganalisis konten dan bahasa yang digunakan dengan cermat.
Apa saja ciri-ciri umum makalah yang dihasilkan AI di jurnal akademik
Makalah yang dihasilkan AI di jurnal akademik dapat dideteksi berdasarkan beberapa karakteristik umum. Beberapa ciri tersebut antara lain:
- Tanpa Elemen Kejutan: Konten yang dihasilkan AI sering kali tidak memiliki elemen kejutan, karena konten tersebut didasarkan pada informasi yang sudah ada dan tidak memberikan wawasan atau perspektif baru.
- Informasi Umum: Konten yang dihasilkan AI mungkin berisi informasi umum yang tidak spesifik untuk audiens atau konteks tertentu.
- Penulisan Sempurna: Konten yang dihasilkan AI sering kali bebas dari kesalahan ketik, kesalahan tata bahasa, dan kekurangan penulisan lainnya, karena dibuat oleh mesin.
- Konten Berulang: Konten yang dihasilkan AI mungkin berulang, karena sering kali bergantung pada informasi yang ada dan tidak memberikan wawasan atau perspektif baru.
- Kurangnya Konteks: Penulis manusia membuat konten relevan dengan fokus pada tujuan, target audiens, dan nada yang diinginkan. Sebaliknya, konten AI seringkali bersifat umum dan tidak berfokus pada audiens tertentu.
- Kutipan yang Salah atau Acak: Alat AI sering kali menawarkan kutipan yang salah atau acak, yang bisa menjadi tanda konten yang dibuat oleh AI.
- Pengungkapan Sukarela: Beberapa penulis mungkin secara sukarela mengungkapkan alat AI apa pun yang mereka gunakan untuk merevisi naskah mereka, yang dapat membantu mendeteksi konten yang dihasilkan AI.
Meskipun karakteristik ini dapat membantu dalam mendeteksi konten yang dihasilkan oleh AI, penting untuk dicatat bahwa alat pendeteksi AI mungkin tidak selalu dapat diandalkan, dan peninjau manusia harus membaca dan menganalisis konten serta bahasa yang digunakan dengan cermat untuk memastikan keaslian makalah.
Apa potensi konsekuensi penggunaan ai dalam jurnal akademis
Penggunaan AI dalam jurnal akademik berpotensi membawa dampak positif dan negatif. Beberapa konsekuensi potensial meliputi:
- Plagiarisme: Gagal mengungkapkan penggunaan konten yang dihasilkan AI dapat dianggap plagiarisme, karena penulis akan menganggap konten generatif AI sebagai miliknya.
- Kurangnya Akuntabilitas: Program AI tidak dianggap sebagai penulis naskah, dan penulis sepenuhnya bertanggung jawab atas kesalahan apa pun dalam penulisan dengan bantuan AI yang dapat dimasukkan ke dalam produk akhir.
- Kredibilitas Ilmiah: Kegagalan dalam meneliti informasi dan sumber data yang disediakan oleh AI dapat merusak kredibilitas ilmiah dan memicu rantai pemalsuan dalam proses penelitian.
- Kekhawatiran Etis: Penggunaan AI dalam penerbitan akademik menimbulkan kekhawatiran mengenai integritas akademik, plagiarisme, dan potensi bias dalam konten yang dihasilkan.
- Pengenceran Penelitian Ilmiah: Makalah yang dihasilkan oleh AI dapat mengalihkan perhatian dari karya bagus dengan melemahkan kumpulan penelitian ilmiah.
- Pabrik Kertas: Penggunaan AI dapat memudahkan pabrik kertas menghasilkan penelitian dalam jumlah besar, sehingga berpotensi menyebabkan peningkatan penelitian berkualitas rendah atau palsu.
- Tinjauan Sejawat: AI dapat membantu mengurangi permasalahan tinjauan sejawat dengan mengidentifikasi bidang-bidang yang menjadi perhatian dalam sebuah naskah, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan tepat oleh tim editorial jurnal.
- Peningkatan Bahasa: Alat AI dapat digunakan untuk meningkatkan keterbacaan dan bahasa naskah, yang dapat bermanfaat bagi penulis yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris.
Kesimpulannya, penggunaan AI dalam jurnal akademis dapat mempengaruhi kredibilitas jurnal dengan meningkatkan kekhawatiran tentang plagiarisme, kurangnya akuntabilitas, kredibilitas ilmiah, masalah etika, dilusi penelitian ilmiah, pabrik kertas, tinjauan sejawat, dan peningkatan bahasa. Penting bagi penulis, jurnal, dan penerbit untuk bersikap transparan tentang penggunaan AI dan memastikan bahwa konten yang dihasilkan berkualitas tinggi dan memenuhi standar integritas akademik.
Bagaimana jurnal akademis dapat mencegah publikasi makalah yang dihasilkan oleh AI
Jurnal akademis dapat mencegah publikasi makalah yang dihasilkan AI dengan menerapkan langkah-langkah berikut:
- Pedoman Penulisan Baru: Jurnal sains telah memperbarui kebijakan mereka untuk melarang penggunaan teks yang dihasilkan AI dalam makalah yang diterbitkan di jurnal mereka[1]. Alam juga memiliki aturan serupa, dan Jaringan JAMA melarang penggunaan teks yang dihasilkan AI.
- Persyaratan Pengungkapan: PLOS ONE mengharuskan siapa pun yang menggunakan AI untuk merinci alat apa yang mereka gunakan. Kebijakan AI Elsevier memerlukan pengungkapan, dan perusahaan penerbitan menggunakan sumber dayanya untuk mendeteksi konten yang dihasilkan AI.
- Tinjauan Sejawat: Tinjauan sejawat dapat membantu mendeteksi konten yang dihasilkan AI dengan mengidentifikasi konten dan hasil yang tidak akurat secara ilmiah.
- Pendidikan dan Kesadaran: Peneliti disarankan untuk mengutip dengan tepat, memeriksa kebijakan penerbit, dan menggunakan alat integritas akademik untuk menjunjung orisinalitas dan keaslian tulisan akademis.
- Pengembangan Alat Deteksi AI: Alat deteksi AI dapat membantu meringankan beban peneliti dan penerbit, meminimalkan upaya yang terkait dengan pemeriksaan konten yang dihasilkan AI.
- Kebijakan Editorial: Jurnal harus menetapkan pedoman yang jelas tentang penggunaan AI dalam penulisan akademis, termasuk pengungkapan konten yang dibuat oleh AI dan larangan teks yang dibuat oleh AI tanpa izin eksplisit dari editor.
- Pemantauan dan Penegakan: Editor harus terus mendapat informasi tentang konten buatan AI yang mungkin mereka lihat dalam literatur, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk mengenalinya.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, jurnal akademis dapat mencegah publikasi makalah yang dihasilkan oleh AI dan menjaga integritas penelitian yang mereka publikasikan.
Sources:
https://factor.niehs.nih.gov/2023/3/feature/2-artificial-intelligence-ethics
https://www.theregister.com/2023/01/27/top_academic_publisher_science_bans/
https://www.turnitin.com/blog/ai-writing-in-academic-journals-mitigating-its-impact-on-research-integrity
https://www.morressier.com/post/using-peer-review-to-detect-ai-generated-scientific-papers
https://www.wired.com/story/use-of-ai-is-seeping-into-academic-journals-and-its-proving-difficult-to-detect/
https://scientific-publishing.webshop.elsevier.com/research-process/the-dangers-of-ai-assisted-academic-writing/
https://www.wiley.com/en-us/network/publishing/research-publishing/editors/the-implications-of-ai-in-academic-publishing
https://www.insidehighered.com/news/tech-innovation/artificial-intelligence/2023/10/24/ai-can-lessen-peer-review-woes-researchers
https://www.techtarget.com/whatis/feature/Pros-and-cons-of-AI-generated-content
https://factor.niehs.nih.gov/2023/3/feature/2-artificial-intelligence-ethics
https://emeritus.org/blog/how-to-identify-ai-generated-content/
https://arxiv.org/abs/2311.14720v1
https://www.forbes.com/sites/ariannajohnson/2023/06/07/new-tool-can-tell-if-something-is-ai-written-with-99-accuracy/
https://edintegrity.biomedcentral.com/articles/10.1007/s40979-023-00140-5
https://www.reddit.com/r/ChatGPT/comments/zqkmze/how_can_i_detect_essays_wrote_by_the_ai_from_my/
https://www.nature.com/articles/d41586-023-03479-4
https://www.linkedin.com/pulse/how-avoid-ai-detection-your-thesis-research-paper-uzair-khan