Pabrik makalah akademis (paper mill) mengacu pada bisnis tidak etis yang memproduksi dan menjual makalah akademis, seperti esai, makalah penelitian, dan disertasi. Target dari paper mill berfokus pada mahasiswa, peneliti, bahkan pengajar yang membutuhkan publikasi untuk menunjang karirnya. Operasi ini berkontribusi pada ketidakjujuran akademis dengan memungkinkan individu untuk menyerahkan karya yang bukan milik mereka sendiri. Operasi tersebutlah yang merusak integritas lembaga akademis dan nilai karya ilmiah yang sah.
Paper mill memiliki beberapa karakteristik penting. Pertama, mereka menawarkan paper yang ditulis khusus yang dirancang untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan oleh “pembeli”. Kustomisasi ini menyulitkan para penyeleksi untuk mengidentifikasi plagiarisme menggunakan cara yang standar. Kedua, pengelola paper mill juga mengelola repositori makalah yang sudah ditulis sebelumnya tentang berbagai mata pelajaran. Siswa dapat membeli makalah ini dan menyerahkannya apa adanya atau membuat sedikit modifikasi. Ketiga, pabrik makalah akademis dapat menyediakan layanan ghostwriting untuk tesis dan disertasi. Dalam kasus ini, seseorang dipekerjakan untuk menulis seluruh dokumen atas nama siswa, menyamarkannya sebagai karya siswa itu sendiri. Terakhir, penting untuk diketahui bahwa makalah yang diproduksi oleh pabrik-pabrik ini sering kali mengandung konten yang dijiplak. Hal ini mungkin sulit untuk dideteksi, terutama jika materi tersebut diparafrasekan dengan baik atau bersumber dari teks yang tidak jelas. Keberadaan paper mill menimbulkan tantangan yang signifikan terhadap integritas lembaga akademik dan proses pendidikan.
Penggunaan paper mill, yang menyediakan esai yang sudah ditulis sebelumnya kepada siswa, memiliki beberapa konsekuensi. Pertama, hal ini merusak integritas akademis dengan memungkinkan siswa untuk melewati proses pembelajaran dan tidak benar-benar memahami materi. Hal ini bertentangan dengan tujuan pendidikan. Kedua, institusi akademik dan peneliti dapat mengalami kerusakan reputasi jika mereka dikaitkan dengan praktik kecurangan, yang menyebabkan hilangnya kredibilitas dan kepercayaan. Terakhir, siswa yang ketahuan menggunakan paper mill dapat menghadapi hukuman berat seperti pengurangan nilai, masa percobaan akademik, atau dikeluarkan.
Untuk mendeteksi dan mencegah penggunaan paper mill, berbagai metode dapat digunakan. Software pendeteksi plagiarisme dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemiripan antara makalah yang dikirimkan dan karya yang sudah ada. Institusi akademik juga dapat waspada dengan mengenali tanda-tanda pekerjaan yang dialihdayakan, seperti peningkatan kualitas tulisan yang tiba-tiba atau penyimpangan dari gaya yang dikenal siswa. Kebijakan integritas akademik dan kode etik yang ketat dapat mencegah penggunaan paper mill dan mendidik siswa tentang pentingnya karya asli. Selain itu, beberapa daerah telah menerapkan peraturan dan undang-undang yang melarang pengoperasian paper mill dan penggunaan jasa mereka.
John Wiley & Sons meluncurkan alat pendeteksi paper mill berbasis AI untuk memerangi penyerahan naskah akademis yang curang, sebagai tanggapan atas kerugian jutaan dari naskah yang ditarik, terutama dari jurnal Hindawi. Alat ini mengidentifikasi ciri-ciri pengiriman makalah, frasa yang tidak biasa, dan pola publikasi yang tidak teratur. Alat ini bertujuan untuk menjaga integritas penelitian dan merupakan bagian dari upaya industri yang lebih luas, termasuk kolaborasi dengan Sage Publishing dan IEEE. Alat ini akan diintegrasikan ke dalam platform pengiriman naskah Wiley pada tahun 2024.
Secara keseluruhan, paper mill merusak proses pendidikan dan menghadirkan tantangan yang signifikan untuk mempertahankan standar akademik. Institusi, pendidik, dan pembuat kebijakan harus bekerja sama untuk memerangi masalah ini dan mempromosikan budaya integritas dan kejujuran di dunia akademis.
Redaksi: I. Busthomi